Obat Herbal Kanker
Sarang semut (Myrmecodia pendans)Myrmecodia pendans adalah nama latin untuk sarang semut. Spesies Myrmecodia ada 71 spesies namun yang berkhasiat adalah jenis Myrmecodia pendans dengan ukuran rata-rata berdiameter 25 cm dan tinggi 45 cm.
Fakta: Bebas dari Kanker & Tumor dengan herbal Sarang Semut hanya dalam waktu hitungan bulan saja, tanpa perlu operasi, kemoterapi, atau biopsi! Juga terbukti ampuh membantu pengobatan TBC, Diabetes, Hipertensi, Lever, Asam Urat, Jantung Koroner, dan berbagai penyakit berat lainnya.
Apakah Anda ingin tahu lebih jauh seputar herbal Sarang Semut? Mengapa begitu berkhasiat untuk kanker, tumor dan juga penyakit lainnya? Adakah bukti kesembuhan? Bisakah khasiat herbal ini dijelaskan secara ilmiah? Bagaimana cara Anda mendapatkannya?
|
| (Myrmecodia pendans) |
Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 m berada
di ketinggian 1100-2500 m dari permukaan laut, dan sudah dikenal oleh
masyarakat lokal Asia Tenggara, diKalimantan Tengah tanaman ini terkenal dengan
sebutan anggrek sarang semut atau anggrek tengkorak. Adapun klasifikasi ilmiah
dari tanaman sarang semut adalah sebagai berikut :
Kerajaan : plantae
(unranked) angiosperma
(unranked) : eudicots
(unranked) : asteroids
Urutan : gentianales
Keluarga : rubiaceae
Genus : myrmecodia
Sarang semut
(Myrmecodia pendans) merupakan tumbuhan epifit yang menggantung atau menempel
pada tumbuhan lain yang lebih besar, batangnya menggelembung dan di dalamnya
banyak terdapat ruang atau rongga kecil yang dihuni semut. Tumbuhan sarang
semut banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatra, Papua Nugini, Filipina, Kamboja,
Malaysia, Cape York, Kepulauan Solomon dan Papua (Lok dan Tan, 2009). Di Papua,
populasi sarang semut sangat banyak ditemui di dataran tinggi karena tumbuhan
ini menghendaki ketinggian tempat di atas 600 mdpl untuk berkembang biak
.
Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari University National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko
Harimaya, dan Arjun Hari
Banskota.
Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama
Medical and Pharmaceutical University. Dalam penelitiannya, Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan
berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air.
Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang
amat metastesis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker
serviks, kanker paru, dan kanker usus.

Keunikan sarang
semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat
lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan
suhu di dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam
tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara alami
antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam buah
sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara,
hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya. Benalu berbentuk bonggol inilah
yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi obat. Efek samping yang negatif dari
sarang semut tidak ditemukan, sebaliknya dapat memperbaiki metabolisme tubuh,
melancarkan peredaran darah sehingga stamina meningkat (Hertiani dkk, 2010)
Sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia
dari golongan flavonoid dan tannin yang diketahui mampu menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Flavonoid berperan sebagai antibiotik, antivirus untuk virus
HIV dan herpes (Soeksmanto dkk, 2010). Selain itu flavonoid juga dimanfaatkan
untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit seperti asma, katarak, diabetes,
encok/rematik, migrain, wasir, periodontitis dan kanker. Sarang semut diketahui
juga mengandung senyawa antioksidan, vitamin, mineral dan asam formiat.
Antioksidan pada semut berperan dalam pembentukan koloni dan menjaga tempat
telur jauh dari kuman penyakit.
Kegunaan sarang semut yang semakin meluas untuk
pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit menyebabkan tumbuhan ini
dieksploitasi dari tempat tumbuhnya di hutan. Akan tetapi eksploitasi ini tidak
diiringi dengan penanaman kembali, sehingga populasi sarang semut semakin
berkurang. Terhitung keberadaannya dikalimantan tengah sudah hampir memasuki
katagori langka disebabka dari eksploitasi dari tempat tumbuhnya, dan pembabatan
hutan secara liar untuk perluasan lahan produksi membuat tanaman ini akan
hilang, dimana masyarakat kaliamnatan tengah juga masih banyak yang belum
mengetahui bahwa tanaman ini tumbuh dikalimantan. DiPapua sendiri tanaman ini
masih banyak tapi apabila eksploitasi terus-terusan terjadi tanaman ini juga
bisa-bisa hanya tinggal nama.


No comments:
Post a Comment